MENGATASI GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT
AKIBAT RADIASI ELEKTROMAGNETIK
1.
Pendahuluan
Perubahan dan evolusi sumber energy matahari,
mengubah iklim global bumi serta pancaran energi yang kuat, sejalan dengan hal
tersebut pula terjadi pada kosmis; radiasi kosmis, serta akbat positif dan
dampak negatifnya.
Perubahan fenomena alam ini serta akibat negative
yang timbul darinya perlu diantisipasi sehingga akibat negative yang
ditimbulkan dapat diminimumkan.
Berbagai isu muncul akibat pengaruh radiasi di alam,
baik kajian ilmiah oleh para ahli di bidangnya, serta opini masyarakat tentang
hal tersebut. Radiasi pun bermacam, oleh alam, gelombang elektromagnetik atau
sejenisnya.
Banyak kejadian seseorang mengeluh sakit kepala, pening,
sukar tidur, konsentrasi terganggu, atau merasa letih tanpa tahu penyebabnya.
Keluhan tersebut biasanya merupakan gejala adanya kelainan di dalam sistem atau
organ tubuh, tetapi sering kali dokter pun tidak menemukan penyebab secara
pasti. Tentu saja jika terpaksa diberi obat, biasanya bersifat simptomatis atau
hanya meredakan gejalanya semata.
Menurut Anies dalam desertasinya mengemukakan keluhan
pasien sebagai berikutaya selalu mengalami sukar tidur, Dok. Padahal, saat ini
saya tanpa beban pikiran apa pun,” keluh seorang pasien. “Mengapa saya sering
migrain dan hampir setiap hari selalu merasa letih. Padahal, menurut dokter,
hasil pemeriksaan laborat saya baik semua…,” keluh pasien yang lain.
Pada makalah ini akan dibahas kajian ilmiah tentang
mengatasi gangguan kesehatan masyarakat akibat radiaasi elektromagnetik.
Berbagai hasil penelitian seringkali bersifat kontroversial. Salah
satu yang akhir-akhir ini hangat diperdebatkan, bahkan telah mencuat menjadi
masalah nasional, adalah keterkaitan antara radiasi elektromagnetik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET =
SUTETI) dengan kesehatan. Upaya
pencegahan sebagai solusi yang diajukan selama ini bersifat sumir, karena adanya anggapan hitam - putih, seakan-akan
SUTET hanyalah masalah teknis,
sementara pihak lain mengklaim sebagai masalah kesehatan.
2. Kajian
Materi
2.1 Radiasi
Radiasi yang berasal dari alam dan
bukan dari hasil aktivitas manusia disebutradiasi alam. Berdasarkan sumbernya,
radiasi alam dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu radiasi kosmik dan radiasi
yang berasal dari bahan radioaktif yangberada dalam kerak bumi. Radiasi kosmik
terdiri dari radiasi kosmik primer yang berasal dari luar angkasa dan masuk ke
atmosfir bumi, dan radiasi kosmik sekunder yang terjadi akibat interaksi antara
radiasi kosmik primer dengan unsur-unsur di angkasa.
Radiasi alam adalah radiasi yang
ada di alam berupa radiasi kosmik dan radiasiyang berasal dari bahan radioaktif
yang ada dalam kerak bumi (radionuklidaterestrial). Radiasi yang terpancar dari
inti atom akibat interaksi antara radiasi kosmik dengan inti atom yang ada di
atmosfir bumi (radionuklida kosmogenik) adalah radiasi yang paling umum. Di
sini akan dibahas radiasi yang berasal dari radiasi kosmik dan dari
radionuklida terestriall.
Radiasi dalam istilah
fisika, pada dasarnya adalah suatu cara
perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan
medium, misalnya perambatan panas, perambatan
cahaya, dan perambatan gelombang radio. Dikenal dua jenis radiasi, yaitu
radiasi pengion (ionizing radiation) dan radiasi nonpengion (non-ionizing radiation).
Radiasi
nonpengion didefinisikan sebagai penyebaran atau emisi energi yang bila melalui suatu media dan terjadi
proses penyerapan, berkas energi radiasi tersebut tidak akan mampu menginduksi terjadinya proses ionisasi dalam
media yang bersangkutan. Istilah
radiasi nonpengion secara fisika
a.
Radiasi Kosmik
Radiasi
kosmik terdiri dari radiasi berenergi tinggi yang berasal dari luar angkasa
yang masuk ke atmosfir bumi (radiasi kosmik primer), partikel sekunder dan
gelombang elektromagnetik yang terjadi akibat interaksi radiasi kosmik primer
dengan inti atom yang ada di atmosfir.
b.
Radiasi dari Radionuklida alam
Dari
seluruh radionuklida yang ada di bumi, sebagian besar merupakan inti atomyang
ada di kerak bumi sejak bumi terbentuk (radiasi primordial). Selain itu
terdapat inti yang terjadi dari interaksi antara radiasi kosmik dengan inti
atom
yang ada di udara, bahan radioaktif akibat
peluruhan spontan atau akibat interaksi dengan neutron dari radiasi kosmik, dan
radionuklida yang pernah ada tetapi saat ini sudah musnah karena umur paronya
pendek. Jumlah inti yang musnah ini tidak begitu banyak. Di bawah ini akan
dijelaskan radiasi yang dipancarkan oleh radionuklida terestrial yang ada sejak
terbentuknya bumi.
c. Radiasi elektromagnetik
Radiasi elektromagnetik sinar putih dalam sebuah prisma (optik) yang terurai menjadi beberapa warna cahaya yang terpisah. Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik.
Medan elektromagnetik listrik merupakan gelombang yang dihasilkan
oleh adanya sumber arus dan tegangan.
Gelombang elektromagnetik yang dihasilkan
oleh sumber listrik dibedakan atas medan listrik dan medan magnet. Medan listrik diberi besaran volt per meter atau
kilovolt per meter, yang bersumber
dari adanya tegangan listrik; sedangkan medan magnet diberi besaran Tesla yang berasal dari sumber arus yang
mengalir.
Medan listrik adalah suatu medan atau ruangan yang dapat menimbulkan gaya pada partikel di dalam medan tersebut. Medan
listrik dapat timbul karena adanya partikel yang bermuatan listrik, sehingga
medan listrik mempunyai arah sesuai dengan jenis muatan listrik penyebabnya,
positif atau negatif. Medan listrik dari sumber tegangan bolak-balik akan
mempunyai arah bolak-balik juga. Suatu kawat
penghantar yang bertegangan dan dialiri oleh arus listrik, akan
dilingkupi medan elektromagnetik dengan garis-garis medan.
2.1 SUTET
Pembangunan di semua sektor menyebabkan kebutuhan tenaga listrik
meningkat. Peningkatan kebutuhan tenaga listrik tersebut diiimbangi dengan pembangunan pembangkit listrik dan
jaringan-jaringan transmisinya. Penyaluran tenaga listrik dari pusat
pembangkit ke gardu induk maupun dari gardu
induk satu ke gardu induk lain memerlukan jaringan transmisi, yang salah satunya dikenal dengan istilah SUTET. SUTET
adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (penghantar) di
udara bertegangan di atas 245 kV
sesuai standar di bidang ketenagalistrikan. Di Indonesia, SUTET yang beroperasi sebagian besar bertegangan 500 kV.
Pembangunan SUTET semula diupayakan untuk dapat melewati kawasan di luar area pemukiman penduduk.
Pembangunan SUTET yang terus berkembang, demikian pula pemukiman penduduk yang juga semakin berkembang, menyebabkan SUTET tersebut
seringkali terpaksa harus melewati kawasan pemukiman atau area di sekitar pemukiman penduduk.
Medan elektromagnetik, sebagaimana dikemukakan oleh WHO dan IDI (Ikatan Dokter Indonesia), berpotensi menimbulkan
berbagai gangguan, antara lain terhadap sistem darah, sistem kardiovaskular,
sistem saraf maupun sistem reproduksi.
Hal ini menimbulkan kecemasan pada penduduk yang bertempat tinggal di
bawah SUTET. Benarkah SUTET dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada penduduk
yang bertempat tinggal di bawahnya ? Publikasi beberapa hasil penelitian
tentang pengaruh medan elektromagnetik terhadap kesehatan sampai saat ini masih kontroversial.
Studi
kasus-kontrol yang dilakukan tersebut menunjukkan, bahwa besar risiko leukemia pada anak-anak yang terpajan medan elektromagnetik
transmisi listrik tegangan tinggi adalah 2,15 kali lebih besar dibandingkan dengan anak-anak yang tidak terpajan.5,6
Namun, hasil penelitian tersebut dianggap memiliki kelemahan, karena
tidak adanya batas pajanan kuat medan
listrik dan kuat medan magnet yang diterima oleh kelompok anak-anak yang
diteliti. Koreksi terhadap penelitian tersebut telah dilakukan oleh peneliti
lain, yaitu Savitz et al 7, serta London et al 8,
yang menyatakan bahwa hubungan tersebut
ternyata tidak terbukti.
Beberapa penelitian dengan menggunakan binatang percobaan juga telah dilakukan sejak tahun enampuluhan dan
hasilnya masih bervariasi, mulai dari gambaran tidak ada pengaruh, ada pengaruh pada perubahan perilaku,
sampai terjadinya cacat pada
keturunan. Namun, hasil penelitian pada binatang yang menunjukkan adanya pengaruh buruk tersebut
dilakukan dengan
memberikan pajanan yang sangat besar dan hampir mustahil terjadi di lingkungan pemukiman, lingkungan kerja
maupun di sekitar kehidupan manusia.
Dalam
tiga dekade terakhir ini telah dilakukan berbagai penelitian tentang dampak medan elektromagnetik terhadap kesehatan manusia.
Reiter melaporkan, bahwa pemajanan medan elektromagnetik dapat mempengaruhi
metabolisme hormon melatonin (N-acetyl-5-metoksitriptamin) yang
diproduksi oleh kelenjar pineal. Hormon ini
berfungsi menekan timbulnya kanker, terutama kanker payudara. Rendahnya
produksi hormon melatonin dapat menimbulkan
risiko kanker payudara. Kenaikan kadar hormon melatonin juga dapat
menaikkan kadar prolaktin, menyebabkan pembesaran payudara dan menurunkan kemampuan seksual. Di samping itu,
hormon melatonin mengatur irama
sirkadian atau irama bangun dan tidur, sehingga rendahnya kadar melatonin dapat mengakibatkan sukar tidur
(insomnia).
Menurut
Linet dalam Anies melaporkan hasil penelitian pada 1258 anak-anak, yang
mengkaji hubungan
antara terjadinya kanker leukemia limfoblastik dengan pajanan medan elektromagnetik transmisi listrik
tegangan tinggi. Penelitian ini menunjukkan
tidak ada hubungan antara terjadinya leukemia limfoblastik akut pada anak-anak
dengan pemajanan medan elektromagnetik transmisi listrik tegangan tinggi yang
melalui tempat tinggal mereka. Sedangkan Kleinerman, mengindikasikan bahwa
pajanan medan elektromagnetik dari transmisi listrik tegangan tinggi dapat mengakibatkan leukemia limfoblastik pada
anak-anak.
Menurut
Anies banyak studi yang mengaitkan jaringan transmisi tegangan tinggi dengan leukemia pada anak, dengan hasil yang sangat bervariasi.Publikasi terakhir, studi epidemiologi case-control
oleh Tim Peneliti di Childhood
Cancer Research Group, University
of Oxford, yang dimuat oleh British
Medical Journal, Juni 2005,
menyatakan bahwa anak yang lahir dari keluarga
yang bertempat tinggal 200
meter di bawah jaringan transmisi tegangan tinggi mempunyai 70 persen peningkatan risiko penyakit leukemia.
Menurut Anies penelitian
epidemiologi case-control dan kualitatif beberapa faktor yang dianggap penting (multiple research strategies)
tentang pengaruh pajanan medan
elektromagnetik SUTET 500 kV terhadap kesehatan penduduk di bawahnya,
telah dilakukan oleh Anies tahun 2004, di tiga kabupaten di Jawa Tengah. Hasil penelitian dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan laboratorium menunjukkan, besar risiko terjadinya electrical
sensitivity pada penduduk yang
bertempat tinggal di bawah SUTET 500 kV 5,8 kali lebih besar dibandingkan
dengan penduduk yang tidak bertempat tinggal di bawah SUTET 500 kV. Electrical
sensitivity dalam penelitian ini merupakan kumpulan gejala (sindroma)
hipersensitivitas, berupa keluhan sakit kepala (headache), pening (dizziness) dan keletihan menahun (chronic fatigue syndrome).23 Meskipun
sebagian penduduk yang bertempat tinggal di bawah SUTET dapat mengalami gejala
hipersensitivitas atau kepekaan yang berlebihan tersebut, tetapi pada
hakikatnya pengguna berbagai
peralatan elektronik lain
lebih berpotensi.
Khusus berkaitan dengan SUTET, sering terjadi kekhawatiran dan kecemasan di kalangan masyarakat yang bertempat tinggal di bawah
atau di sekitarnya. Beberapa gejala yang
dikemukakan, berkaitan dengan adanya medan listrik yang ditimbulkan oleh
jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi tersebut. Hal ini merupakan
fenomena normal, bukan merupakan indikator kondisi yang membahayakan. Fenomena itu antara lain sebagai berikut:
(1)
Menimbulkan
busur cahaya yang jelas terlihat pada malam hari
(2)
Suara
mendesis yang juga jelas terdengar pada malam hari
(3)
Bulu / rambut berdiri, pada bagian badan yang terpajan, akibat gaya
tarik medan
listrik yang kecil
(4)
Lampu neon dan tes-pen dapat menyala, tetapi redup
(5)
Kejutan lemah pada
sentuhan pertama terhadap benda-benda yang mudah menghantarkan listrik, misalnya atap seng, pagar besi,
kawat jemuran, badan mobil dan
sebagainya.
Fenomena SUTET ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Radiasi elektromagnetik
adalah kombinasi medan listrik yang berosilasi dan medan magnet yang merambat lewat ruang dan membawa
energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Berkaitan dengan SUTET, secara teoretis adanya medan listrik dan medan magnet akan mempengaruhi
elektron bebas di udara. Pengaruh
itu menyebabkan pergerakan elektron makin liar dan menimbulkan ionisasi, sehingga lahirlah ion-ion dan elektron
baru. Pada jaringan kabel tegangan
tinggi dan ekstra tinggi, karena arusnya mengalir secara terus-menerus, sehingga ion dan elektron akan berlipat
ganda, terutama jika gradien tegangannya cukup tinggi.
Udara yang lembab karena adanya pepohonan di bawah
transmisi tegangan ekstra tinggi ini
akan lebih mempercepat terbentuknya pelipatan ion dan elektron, yang disebut dengan avalanche. Akibat
berlipatgandanya ion dan elektron tersebut akan menimbulkan suatu fenomena khas
pada SUTET, yang dikenal dengan korona, berupa percikan busur cahaya,
yang seringkali disertai suara
mendesis dan bau khas yang disebut dengan bau ozone. Jadi pada hakikatnya fenomena SUTET bukanlah sesuatu yang
membahayakan, dan sama sekali tidak
mengganggu kesehatan.
Fenomena SUTET ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Radiasi elektromagnetik
adalah kombinasi medan listrik yang berosilasi dan medan magnet yang merambat lewat ruang dan membawa
energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Berkaitan dengan SUTET, secara teoretis adanya medan listrik dan medan magnet akan mempengaruhi
elektron bebas di udara. Pengaruh
itu menyebabkan pergerakan elektron makin liar dan menimbulkan ionisasi, sehingga lahirlah ion-ion dan elektron
baru. Pada jaringan kabel tegangan
tinggi dan ekstra tinggi, karena arusnya mengalir secara terus-menerus, sehingga ion dan elektron akan berlipat
ganda, terutama jika gradien tegangannya cukup tinggi.
Udara yang lembab karena adanya pepohonan di bawah
transmisi tegangan ekstra tinggi ini
akan lebih mempercepat terbentuknya pelipatan ion dan elektron, yang disebut dengan avalanche. Akibat berlipatgandanya
ion dan elektron tersebut akan menimbulkan suatu fenomena khas pada SUTET, yang
dikenal dengan korona, berupa percikan busur cahaya, yang seringkali
disertai suara mendesis dan bau khas
yang disebut dengan bau ozone.34,35 Jadi pada hakikatnya fenomena SUTET bukanlah sesuatu yang
membahayakan, dan sama sekali tidak
mengganggu kesehatan.
2.3 Potensi gangguan kesehatan masyarakat pada
manusia
Menurut
IN IRC (International Non Ionizing Radiation Committee) dari International
Radiation Protection Association (IRPA), nilai medan listrik dan medan magnet yang merupakan ciri kondisi pajanan
tidak terganggu (unperturbed
electric and magnetic fields) ialah
medan yang apabila semua benda dihilangkan, karena medan listrik pada
umumnya akan terganggu jika berada di dekat
permukaan suatu benda.
Efek
biologis dikaitkan dengan pajanan medan pada permukaan tubuh medan-medan induksi yang mengakibatkan pengaliran
arus dan rapat arus yang diinduksi dalam
tubuh, sehingga kriteria yang dipakai dalam penentuan batas pajanan biasanya adalah rapat arus yang diinduksi dalam tubuh.
Arus-arus induksi dalam tubuh tidak dapat dengan mudah diukur secara
langsung, sehingga batasan-batasan dalam
kuat medan listrik (E) yang tidak terganggu dan rapat fluks magnetik (B)
diturunkan dari nilai kriteria induksi. Medan listrik yang tidak terganggu
dengan kuat medan sebesar 10 kV/m akan menginduksi rapat arus efektif kurang dari 4 mA/m2 dengan rata-rata
pengaliran arus di seluruh tubuh manusia. Rapat fluks magnetik sebesar
0,5 mT pada frekuensi 50/60 Hz akan
menginduksi rapat arus efektif sekitar 1 mA/m2 pada keliling suatu loop jaringan tubuh yang berjejari 10
cm.
a. Electrical sensitivity
Sebenarnya telah lama timbul kekhawatiran pada masyarakat
akan efek negatif radiasi elektromagnetik terhadap kesehatan, terutama dengan
semakin berkembangnya pemanfaatan sumber radiasi nonpengion. Sumber radiasi
nonpengion buatan manusia antara lain jaringan listrik tegangan tinggi maupun
ekstra tinggi, laser, radar, microwave oven, ponsel, dan sebagainya. Jarang
disadari bahwa risiko paling tinggi dari sumber radiasi nonpengion justru
berasal dari alam, yaitu sinar ultra violet matahari
Potensi gangguan kesehatan yang timbul akibat pajanan
medan elektromagnetik dapat terjadi pada berbagai sistem tubuh, antara lain:
(1) sistem darah, (2) sistem reproduksi, (3) sistem saraf, (4) sistem
kardiovaskular, (5) sistem endokrin, (6) psikologis, dan (7) hipersensitivitas.
Sedangkan manifestasi dari hipersensitivitas dikenal pula dengan istilah
electrical sensitivity, yang menggambarkan gangguan fisiologis berupa tanda dan
gejala neurologis maupun kepekaan terhadap medan elektromagnetik, dengan gejala-gejala
yang khas (Riedlinger, 2004).
Gejala-gejala yang menunjukkan adanya electrical
sensitivity sebenarnya banyak sekali, tetapi yang khas antara lain berupa sakit
kepala (headache), pening (dizziness), keletihan (fatigue). Tanda dan gejala
lain yang dapat dijumpai, misalnya, jantung berdebar-debar (cardiac
palpitations), gangguan tidur (sleep disturbances), gangguan konsentrasi
(difficulty in concentrating), rasa mual dan gangguan pencernaan lain (nausea
and digestive problems) yang tidak jelas penyebabnya, telinga berdenging
(tinnitus), muka terbakar (facial burning), dan kulit meruam (rashes), kejang
otot (muscle spasme), kebingungan (confusion), serta gangguan kejiwaan berupa
depresi (depression) (Rea, 1991; Bergdahl, 1995; Grant, 1995).
b. Peran hormon melatonin
Penyebab timbulnya gejala dan berbagai keluhan tersebut
sangat kompleks dan multifaktor karena dapat menyertai berbagai penyakit. Teori
terbaru tentang metabolisme hormon melatonin dan pengaruhnya terhadap timbulnya
berbagai gejala dan perubahan suasana hati diharapkan dapat menjelaskan mengapa
pajanan medan elektromagnetik dapat menimbulkan berbagai gejala tersebut
(Sandyk, 1993).
Hormon melatonin (N-acetyl-5-metoksitriptamin) adalah
hormon yang sebagian besar dibuat oleh kelenjar pineal, sebuah kelenjar sebesar
kacang tanah yang terletak di antara kedua sisi otak. Hanya sebagian kecil
dibuat di usus dan retina mata. Produksi hormon melatonin dapat dipacu oleh
gelap dan hening serta dihambat oleh sinar yang terang maupun medan
elektromagnetik (Zhdanova, 1995). Melatonin diproduksi dalam jumlah besar
sekali pada orang muda, untuk kemudian menurun setelah usia 40 tahun. Penurunan
produksi hormon ini menyebabkan berbagai keluhan yang lebih banyak dialami oleh
usia tua dibandingkan dengan usia muda.
Beberapa gejala yang dapat timbul berkaitan dengan hormon
melatonin, antara lain, sukar tidur (insomnia), gangguan pada irama sirkadian,
jet lag, serta berbagai gejala lain. Gejala-gejala tersebut berkaitan dengan
perubahan metabolisme hormon melatonin yang diproduksi oleh kelenjar pineal.
Gejala-gejala tersebut terutama timbul bila produksi hormon melatonin berkurang
(Dollins, 1994).
Produksi hormon melatonin bertambah pada malam hari,
terutama pada suasana hening dan gelap sehingga menyebabkan orang mudah tidur.
Namun, produksi hormon ini berkurang oleh adanya rangsangan dari luar, misalnya
cahaya serta medan elektromagnetik. Cahaya maupun pajanan medan elektromagnetik
dapat menurunkan produksi hormon melatonin dan berpotensi menimbulkan berbagai
keluhan, termasuk sakit kepala, pening, dan keletihan.
3. Upaya
pencegahan
Electrical sensitivity merupakan salah satu penyakit
lingkungan. Bagaimana pun penyakit lingkungan yang diderita oleh manusia bukan
semata-mata berasal dari radiasi elektromagnetik semata.
Banyak
polutan yang berupa gas buang dari kendaraan bermotor, industri, maupun
aktivitas manusia yang lain berisiko menimbulkan gangguan kesehatan. Jadi,
sulit memprediksi apakah berbagai keluhan yang timbul itu semata-mata hanya
berasal dari radiasi elektromagnetik.
Meskipun demikian, di samping tetap memerhatikan prosedur
tetap penggunaan berbagai peralatan yang berisiko menimbulkan radiasi
elektromagnetik, ada beberapa hal yang dapat memperkecil risiko gangguan
kesehatan, antara lain:
Dalam menggunakan peralatan elektronik apa pun, misalnya
komputer, televisi, dan hair dryer, sebaiknya dengan membuat jarak sejauh
mungkin dari sumber pajanan, sedangkan waktu kontak diusahakan seminimal
mungkin. Meskipun microwave oven hanya memerlukan waktu sangat pendek untuk
memanaskan makanan, dalam prosesnya jangan ditunggu apalagi dalam jarak sangat
dekat. Alat ini menghasilkan energi foton yang sangat besar dan berisiko
mengganggu kesehatan apabila tidak mematuhi prosedur penggunaannya. Khusus bagi
ibu hamil pada tiga bulan pertama harus lebih waspada lagi. Kecuali microwave
oven, telepon seluler juga menghasilkan energi foton yang sangat besar dan
potensi radiasinya lebih besar dibandingkan dengan peralatan elektronik maupun
jaringan listrik tegangan tinggi dan ekstra tinggi. Meskipun sangat membantu
pekerjaan dan aktivitas sehari-hari, seyogianya waktu penggunaannya dibatasi.
Jangan selalu mengantonginya, terutama pada saku baju kiri, apalagi bila
menggunakan alat pacu jantung.
ÿÿÿ
DAFTAR
PUSTAKA
Anies, 2007, Mengatasi Gangguan Kesehatan Masyarakat Akibat Radiasi Elektromagnetik Dengan Manajemen Berbasis Lingkungan, Disertasi, Semarang , Univ. Diponegoro.
http://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_elektromagnetik, 2010, Efek Radiasi Elektromagnetik
www.batan.go.id,
2009,Efek Radiasi Proteksi
ÿÿÿ
MENGATASI
GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT
AKIBAT
RADIASI ELEKTROMAGNETIK
Tugas
Fisika dan Biologi
Nama : Gusti Ayu Diyah Sastra Pradnyani
Kelas/Smt. : IB / I
Prodi : D-3. Keperawatan
NIM : 10E10420
No. Absen : 18
STIKES
BALI
2010
No comments:
Post a Comment